Selasa, 29 Januari 2019

Catatan cinta untuk dibuahi hati

Adek...catatan ini spesial buatmu. 9 bulan yg engkau lalui dlm rahim ummi mungkin agak sepi ya. Ummi jarang ngajak adek ngobrol ๐Ÿ˜Š

Adek..ummi lelah mengajar sambil mengurus Abang dan kakak, tapi umi bersyukur, kehadiran adk menjadikan lelah itu tak begitu melelahkan jiwa ummi. Ummi jd tambah kuat . Malah banyak org yg kasihan lihat ummi yang nampak kurus dan pucat.

Ummi yakin. Nikmat mengandung adk takkan terulang kedua kali๐Ÿ˜Š makanya indah buat ummi. Betapa berlimpah2 pahala Allah beri bila ummi ikhlas.

Adek sayang, anak sholeha ummi...
Abi,kakak dan Abang menciumi perutnya umi setiap hari. Tak sabar hendak mengajak adk main. Nenek juga SDH bersiap-siap menyambut adk. Apalagi ummi...SDH terbayang menimang  adk sambil berdo'a SMG asi adk kelak cukup dan berlimpah... Semoga Allah berikan. Aamiin.

Adek sayang buah hati intannpayung ummi...sehat2 dan sama2 kita berjuang ya nak. Semoga bisa lahir normal. Jd anak yang sehat dan tumbuh menjadi qurrata a'yun buat Abi dan ummi. Kayak Abang Ghifar yg SDH pandai sholat. Kak wahdah SDH pandai nyanyi rukun Islam๐Ÿ˜Š

Sayang umi....
Love you ๐Ÿ˜˜


Selasa, 15 Mei 2018

Retensi Urin Post Partum (ini ceritaku melahirkan)


Memiliki buah hati yang imut2 dan lucu, sehat, ceria adalah dambaan hati setiap Ibu. Alhamdulillah diusia pernikahanku ke 7 bulan aku hamil.

MasyaAllah girang banget. Langsung tau deh rasanya bahagia itu bagaimana. Merasakan ada gerak makhluk luar biasa dalam rahim kita. Menakjubkan sekali saat melihatnya di layar TV ketika di USG. 

MasyaAllah indah. Meniti hari demi harinya memang ada rasa mual, sakit dan bermacam rasa lainnya. Apalagi aku harus menempuh jarak yang cukup jauh menuju tempat saya mengabdikan hidup sebagai pejuang pendidikan  dengan naik angkot.
Gerah, sakit, mual dan takut mengiringi. Tapi rasanya tetap happy! karena ada penyemangat hidup dan rasa saya tak sendiri.

Suami sangat bersemangat. Karena usia kami saat menikah juga sedikit terlambat dari usia ideal menikah diIndonesia. Beliau sudah sangat merindukan menimang anak.

Dari hari kehari perhatian suamiku makin luar biasa. Mulai dari menggendongku kekamar mandi ketika subuh hari.  Menyuapiku makan kalo aku lagi mual dan ga' sanggup makan di usia Trisemester pertama kehamilanku sampai menjemputku setiap hari diTrisememester akhir kehamilan yang sangat jauh jaraknya. Dia slalu jadi ayah Siaga.

Beliau selalu menidurkanku dengan lantunan ayat suci Alqur'an sampaiku terlelap. Setiap hari suamiku juga mengajak buah hatiku bicara dan sudah memberinya nama panggilan. Makanan bergizi benar2 jadi prioritas suami di trisemester pertama, agar fisik ananda tumbuh dengan sempurna. 

MasyaAllah, aku bahagia sekali merasakan perjalanan menuju hari menjadi seorang Ibu.

Tibalah hari yang dinanti, Pukul 5 sore aku merasakan kontraksi. Bersama suami kami menuju sebuah rumah bidan langganan keluarga suami. Disanalah aku melahirkan. mulai jam 5 sore sampai jam 10 pagi barulah anak pertamaku lahir. 

Perjuangan yang benar2 luar biasa. Sakit sekali. Saat pembukaan 6 mulai terasa sangat sakit karena aku memiliki penyakit asam lambung dan aku muntah.
Suamiku memberiku kurma dan aku semangat memakannya karena sejak hamil aku dan bayiku telah berjanji akan berjuang melahirkan secara normal. Walaupun Dokter tempat USG dan kontrol slalu mengatakan mustahil aku bisa melahirkan secara normal dengan tinggi badan kurang dari 145 cm dan bayinya besar.

Namun aku yakin Allah maha besar dan mampu mengabulkan do'aku agar bisa melahirkan secara normal. Aku terus belajar teknik melahirkan dari teman2 yang sudah pengalaman dan dari internet. Aku belajar mengkonstruksi pola pikir yang pesimis jadi optimis. Berdo'a, sholat malam, tilawah. Aku slalu meminta kemudahan dalam melahirkan dan mendidik anak-anakku. 

Bidan yang membantuku melahirkan mulai lelah karena semalaman membantu banyak orang melahirkan selain aku. Aku belum juga melahirkan padahal sudah dari sore kontraksi.  Air ketubanku mulai keruh dan berkurang. Dua minggu sebelum melahirkan aku sudah kehilangan sebagian air ketuban dan aku tidak tau kalo itu air ketuban.

Kalo dari pengecekan bidan, air yang keluar seperti air putih dan tidak berbau dan keluarnya deras tak bisa dibendung itu adalah air ketuban. Lalu beliau mengajariku do'a nabi Yunus saat dalam perut ikan paus 
ู„ุงَ ุฅِู„َู‡َ ุฅِู„ุงَّ ุฃَู†ْุชَ ุณُุจْุญَุงู†َูƒَ ุฅِู†ِّู‰ ูƒُู†ْุชُ ู…ِู†َ ุงู„ุธَّุงู„ِู…ِูŠู†َ

dan meminta ibuku mendo'akanku. Aku benar2 pasrah pada Allah SWT atas apapun kehendaknya dan tak putus harap agar bisa normal melahirkan putraku. Alhamdulillah,Akhirnya aku bisa melahirkan putra pertamaku secara normal.

Usai melahirkan, aku tak bisa buang air kecil. 





Minggu, 05 Oktober 2014

Rindu Buah Hati


Sebenarnya bila ditelusuri lebih dalam tentang kesiapan jiwa mungkin belum siap. Tapi sebagian besar kita adalah orang yg sedikit memperhitungkan resiko, sehingga memiliki keinginan apapun begitu ringan kita utarakan,sementara setiap keinginan itu ada konsekuensi.  

" mi,aku juga pengen punya anak kayak kakak " kataku pada ibuku saat mendengar kabar itu. Ibuku tertawa, menikahlah kalo ingin punya anak. 

Huh..aku merengut,terbayang sudah berbagai ujian menuju singgasana sehari yg telah aku lalui. tak sulit memang,tapi penuh liku dan melelahkan. 
Cariin lah mi. Umiku hanya tersenyum.Beliau tidak pernah menyodorkan jodoh padaku. Bukan tidak mau,tapi kemandirianku sejak kecil membuatnya percaya aku bisa mencari Imam bagi hidupku yg terbaik tanpa campur tangannya.

Aku mendengar berita kehamilan kakakku itu saat aku dalam perantauan diibukota Jakarta.
 Rasanya aku seperti tersadar sudah terlalu lama melanglang buana mengejar mimpiku.
 Sebelas tahun merantau menciptakan sejarah dan prestasi mewujudkan obsesi liar seorang gadis kecil bermimpi besar. Mungkin kabar kehamilan adalah sebuah berita sentimentil yang tak pernah kuduga menjadi sebuah kata yang begitu mengetuk dinding kesadaranku.

Aku seperti dihantarkan pada sebuah tanya tentang  tujuan hidupku sebagai perempuan. Yakni menjadi  Madrasah pertama bagi putra putrinya disamping amanah lainnya.  
Aku perempuan pemilik mimpi yang takut sekali pada kata takluk diambang berhasil. Bayangan kata gagal sukses bila aku hilang tujuan begitu mencekam. Tapi dalam keheningan malam aku mengetuk pintu Robb ku. Aku berdialog sendiri diatas sajadah, maklum muroqobatulloh itu masih belum aku pahami bagaimana menghadirkannya..... mungkin lebih mirip seperti ratapan seorang diri sambil berharap sang Maha Rahman menatapku.   Aku meyakinkan diriku Dia akan mendengarku, sebab banyak keajaiban yg aku rasakan saat aku bersandar kepadaNya, terutama dalam perantauanku selama 132 bulan ini.

Dan hari ini aku ingin sekali mengatakan alhamdulillah. Setelah miladku desember tahun lalu, Allah memberiku gift seorang pemuda sholeh yang manisnya minta ampun ( uhuk uhuk.. : D ) menjadi Imamku yang selalu mengiringi langkahku dalam susah dan senang. dalam menyusuri kehidupan dalam keridhoan Tuhan.  Lalu awal september lalu aku merasakan kebahagiaan pernikahanku sedikit terusik karena rasa sakit dan tidak nyaman menderaku. Rasa mual menyerang tiba-tiba. Tapi aneh, suamiku malah senang. Dia membisikkan sesuatu. Aku tak percaya. Esok hari aku membeli tes pack dan membuktikan sendiri dugaan suamiku itu, dan Alhamdulillah...aku positif akan menjadi seorang ibu. 

Rasanya aneh sekali. Pagi itu saat aku tes aku habis mual berat. Rasanya semua isi perut mau keluar. Tapi begitu melihat hasilnya, Subhanalloh kebahagian itu menyeruak. Tak tahan menahan haru. Bulir bulir air matakupun mengalir. Kebahagiaan ini suatu kebahagian yang lain. Kebahagiaan yang sulit untuk digambarkan. Rasanya seperti melayang begitu menyadari ada Titipan Allah yang hadir dalam rahimku.   

Rasanya tidak percaya dan lucu. Jadi teringat batapa banyaknya pesanan teman-temanku yg minta foto bila aku sudah hamil besar nanti. " lucu kali ya  kalo kamu hamil,badannya imut perutnya gede" bagitulah mereka berpikir. Aku sendiri penasaran seperti apakah bentuk saat hamil besar nanti. Namun ketika menyadari amanah ini telah hadir dalam rumah tanggaku yang terpikir saat ini rasa tanggung jawab yang ada dipundakku. Ya Robb...kuatkan aku untuk bisa menjaga amanahMu.

Jadi terasa banyak kurangnya. Dulu sebelum menikah kebanyakan baca buku persiapan menikah saja. Seharusnya banyak-banyak baca buku cara mendidik anak,hehehe...
aku ingin sekali mengajak teman-teman yang masih single, banyak2 persiapa sebelum menikah termsuk hal2 setelah pernikahan sampai sedetil-detilnya. Agar kita tidak kaget saat amanah tiba.
buat ankku penghuni rahimku yang bunda sayangi karena Allah. Ini puisi buat kamu

Oh Timang Timang..
timang timang dalam buayan angan..nikmatilah sayang
kehangatan rahim yg Allah sajikan
Do'akan bunda kuat
bisa makan makanan yang kamu butuhkan
Do'akan keistiqomahan merawatmu dengan do'a
dengan sholat dan dengan taubat
taubat dari segala dosa
Agar kamu jadi penuh cahaya
bisa mendengar kalam Ilahi dari bibir bunda
atau setidaknya dari getaran hati yg berdzikir padaNya

sayang..timang timang anakku sayang
merindumu dari waktu kewaktu
ingin segera bertemu dan melekatkan kalam Ilahi dilisanmu
Do'akan ya dedek
moga saat hari itu tiba
bunda jadi bunda sholeha
hanya untukmu
aduhai cinta
ayah dan bunda.

By. Tigris,Catatan seorang Bunda : )